senja itu dia meluru tak menentu
jiwa usang itu keliru
langit yang tadinya biru
kini kelabu
sangkanya mentari setia menunggu
tetapi si luna sudah di situ
jalan itu panjang
difikirnya semua menghilang
setiap satunya di bilang
dikira, di catu, di hitung
cahaya dari belakang itu tak pernah patah
cuma dia yang sering meludah
membelakangkan yang cerah
siluet
langkah-langkah mudah kelihatan parah
semuanya di anggap telatah
itu kepercayaan si merah
yang tak pernah mengalah
lagu2 indah dari kitab Allah
telah membentuk semula jiwanya yg merah
menjadi indah
hidup tak selalu mudah
kini..
dia setia menghadap kaabah
lorong itu sentiasa ada, dengan Izinnya kita akan ketemu
No comments:
Post a Comment